TERHIPNOTIS

Lagi, lagi dan lagi tetap saja begitu setiap hari… tak heran pasar tak kalah ramai dari tempat ibadah, dan duanya-duanya bukanlah tempat yang menyenangkan bagiku. Hamper tak ada sekat lagi yang membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Hidup dibuat menjadi lebih sempit dari yang sebenarnya ketika kita menghabiskan waktu untuk bekerja, mndapat upah dan brbelanja untuk memiliki pakaian, sepatu, perkakas, kosmetik atau elektronik yang mutahir.
Bagi sebagian orang kesenangan memiliki sesuatu yang baru diikuti oleh kerinduan untuk sesuau yang lain atau sesuatu yang lebih baru. Kebahagiaan menjadi tidak terdefinisikan –mereka hanya bahagia setelah membeli sesuatu, terus begitu sampai mati.
Saat kita menonton TV, membaca majalah, mendengar radio, Koran, bahkan mengakses internet kita akan dihujani iklan, reklame, dan katalog yang berusaha membuat kita membutuhkan sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Kita terhipnotis karena iklan ini tidak hanya melabelkan produk tersebut saja tapi sudah dicampur adukkan dengan agama, keluarga yang bahagia, artis yang diidolakan, sehingga kita ingin menjadi sama seperti apa yang kita lihat. Tak heran banyak ulama yang sekarang double job menjdi bintang iklan, cuiiih!
Jika salah seorang diantaramu adalah pemakai sepatu nike maupun adidas artinya kamu sudah ikut bertanggung jawab atas perut2 lapar buruh yang membuat sepatu tersebut, tanyakan berapa upah yang di peroleh oleh mereka dibanding yang didapatkan oleh artis yang mengiklankannya dengan hanya berpose beberapa menit saja.. jika kamu tak bias membayangkan maka gambarannya seperti ini: seorang artis yang mengiklankan merek2 nike, adidas, gap dll yang berpose beberapa menit di beri gaji yang mampu untuk membeli sebuah mobil mewah sedangkan buruh yang bekerja sebulan untuk menghasilkan banyak barang tersebut hanya mampu membeli tali sepatu dari barang yang ia ciptakan sendiri.. sungguh menggelikan! Lalu kita dengan angkuhnya melangkah diatas sepatu bermerek yang telah kita beli dengan harga mahal di sebuah mall… anjiiiing!!!!
Berapa banyak produk yang sebenarnya kamu butuhkan? “sepanjang hari, kita semua mendapat informasi berlebihan sehingga mereka kehilangan akal shat”
Waspadalah!!!!
Perusahaan penghasil barang-barang itu menginginkan kamu mengiginkan sesuatu. Kapitalisme melahirkan materialism dan konsumerisme yang membiuat roda perekonomian terus berjalan; begitu pula mereka yang gila belanja.
Orang yang punya lebih banyak barang nggak otomatis lebih bahagia. Mereka hanya kelebihan barang saja.
Memandangi bintang, berjalan kaki, meniup gelembung sabun, berenang, menghirup embun pagi, mendongeng, mengirimkan catatan, bermain bola, tertawa, memeluk, bercinta, berteriak, manari, berteman. Semuanya gratis-dan tak terhingga harganya!!!

*termasuk memandangi wajahmu kekasihku!!!

0 komentar:

Posting Komentar