sandiwara

setiap malam aku mendengar ratapannya, dari sebuah rumah yang tidak sederhana. suara yang keluar dari sebuah kamar ibu tetangga yang kebetulan bersebelahan dengan kamarku. tangis pilunya di sebabkan kematian suaminya beberapa minggu yang lalu. walau sebenarnya suara itu sudah tidak asing sejak menjadi tetanggaku satu tahun lalu. wanita itu adalah ibu dari 5 orang anak yang sudah mulai tumbuh dewasa, tubuhnya gemuk namun masih lincah melakukan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. sebagian besar waktunya di habiskan untuk mengurus keluarga dan membersihkan rumah. masih nampak rona kecantikan terpancar dari wajahnya walau sebagian besar sudah memudar karena usia. kerutan kerutan pun sudah dapat terlihat di lipatan matanya yang nampak sembab.

*

kriiing.. kriiing.. "saya segera meluncur komandan!!" kata suaminya sebelum menutup telpon dengan canggung lalu segera membunyikan mesin dengan motornya. dan suara gedoran pintu serta teriakan membangunkan istrinya di waktu subuh adalah sebuah teater yang sudah sering aku dengar dari kisi-kisi jendelaku. suaminya mulai suka pulang subuh. sesekali suara bertengkar disusul tangis lalu kemudian hening.

**

suaminya meninggal karena penyakit lever dan asma akut. sang suami memang sorang alkoholik, tampak jelas terlihat di perutnya. dan yang namanya alkohol biasanya sepaket dengan perempuannya. seorang wanita cantik bertubuh sintal dari tempat hiburan malam sudah mulai dekat dengan suaminya. saya pernah melihatnya sekali, sewaktu ikut karokean di sebuah rumah bernyanyi bersama teman-teman, disusul cerita dari anaknya yang juga pernah melihatnya di tempat umum.
perempuan yang sama pula yang datang bertamu ke rumah si ibu tetangga dan mengaku sedang hamil anak suaminya. bukan hanya si istri yang merasa shock berat tetapi juga sang suami. peristiwa itulah yang memicu asmanya kambuh dan berakhir di pembaringan abadinya.

***

lalu apa yang membuat si ibu masih juga menangis hingga kini? justru kesedihannya nampak terlihat lebih jelas, lebih menyayat. seharusnya dia bisa merasakan kebebasan dari suaminya yang selama ini menyiksanya bersama teror si perempuan simpanan. ternyata kesedihannya di karenakan dia kehilangan cintanya terkubur bersama suaminya.

****

sebuah drama di subuh hari menemani penyakit insomniaku.

0 komentar:

Posting Komentar